Hari Senin yang lalu, saya mewakili TBM Wacan untuk menghadiri pertemuan tentang perintisan Kecamatan Layak Anak di Kantor Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Jam 09.20, saya menerima sms dari seseorang "Bapak/Ibu, paket dari Yogya bisa diambil di kantor pos Sengkaling.. Pak Pos". Sayapun membalasnya "Iya Bapak, sebentar lagi saya kesana, saya masih ada pertemuan. Terimakasih banyak".
Seusai pertemuan, sekitar jam 10.20 saya pun mampir ke kantor pos yang kebetulan berdekatan dengan Kecamatan. Saat saya sampai disana, saya sampaikan tentang sms tadi. Setelah ditanya nama saya dan alamat, Bapak Petugas pun masuk ke ruangan di belakangnya, lalu keluar lagi dan mengatakan paket atas nama saya ataupun TBM Wacan, dengan alamat saya tidak ada di kantor, artinya dibawa pengantar.
Saya pun pulang, berharap saat sampai di rumah, sudah datang paket di rumah saya. Saat sampai di rumah, ternyata paket belum datang. Saya menunggunya sampai sore tapi tetap saja belum datang. Keesokan harinya (Selasa) saya kembali mendatangi Kantor Pos, dan jawaban yang sama saya peroleh. Kembali membalikkan badan dengan banyak pertanyaan... sampai saya berinisiatif mengirim kembali pesan ke nomor telepon seluler kemarin --kenapa baru terfikirkan sekarang sih?-- dan dijawab bahwa "paket ada di kantor pos, silahkan menghubungi saya kalau tidak ada"
Saya bersemangat kembali lagi ke kantor pos, meskipun yang ketiga kalinya dalam dua hari terakhir. Di kantor pos, saya masih menerima jawaban yang sama. Saya terdiam beberapa detik sambil berfikir, tiba-tiba, bapak petugas mempersilahkan saya masuk ke ruangan transit paket, dan meminta saya mencarinya sendiri. Saya mencarinya dari satu ujung ke ujung, kanan ke kiri... satu persatu... membacanya dengan seksama, mencari ada atau tidak nomor ponsel saya tertera disana... dan apa yang terjadi?? SAYA MENEMUKANNYA SAUDARA-SAUDARA!!!!....... melihat paket itu, saya memahami kenapa bapak petugas sedikit kesulitan menemukannya. Alamat tujuan tertulis dalam proporsi kertas yang letaknya berdekatan dengan alamat pengirim.
Senyum panjang merekah... saya pun pamit dengan mengucapkan terimakasih kepada petugas, dan puas dengan apa yang ada di tangan saya, mengingat saya harus bolak-balik tiga kali dengan membonceng dua balita di motor saya.
Siapapun Anda yang mengirimkannya, kami mengucapkan terima kasih...
(@nws)